PERKEMBANGAN PENGARUH KERAJAAN BERCORAK HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA
PERKEMBANGAN
PENGARUH KERAJAAN
BERCORAK
HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA
A. Proses munculnya agama dan
kebudayaan Hindu -Budha
HINDU
Agama dan kebudayaan Hindu semula
berkembang di India sekitar 1.500 SM, bangsa arya berhasil menaklukkan penduduk
asli, yaitu bangsa dravida yang berpusat di mahenjo daro dan harappa di India.
Kemudian lahir agama hindu yang merupakan gabungan antara kepercayaan bangsa
arya dan kepercayaan bangsa dravida.
Agama hindu memuja dan menyembah
banyak dewa. Dewa utamanya disebut trimurti. Tri murti adalah kesatuan tiga
dewa, yaitu:
-
Dewa Brahma sebagai dewa pencipta
-
Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara
-
Dewa syiwa sebagai dewa perusak.
Sumber ajaran atau kitab suci utama
bagi umat hindu adalah kitab weda. Kitab weda terdiri dari empat bagian, yaitu
:
-
Rigweda, berisi puji – pujian terhadap para dewa
-
Samaweda, berisi nyanyian suci
-
Yajurweda, berisi mantera – mantera
-
Atharwaweda, berisi doa – doa untuk pengobatan
Secara umum masyarakat hindu dibagi
menjadi empat kasta, yaitu :
-
Brahmana terdiri atas para pendeta
-
Ksatria terdiri atas para raja dan keluarganya, para bangsawan dan para
prajurit
-
Waisya terdiri atas para pengusaha, pedagang, petani
-
Sudra terdiri atas para pelayan, pekerja kasar, dan rakyat jelata
Selain empat kasta di atas, dikenal
pula kasta paria yang terdiri atas gelandangan dan orang – orang buangan.
BUDHA
Pada awalnya, budha bukan sebuah
agama, hanya suatu paham dalam agama hindu. Munculnya sebagai protes terhadap
perbedaan kasta, terutama kasta brahmana yang dianggap terlalu banyak mempunyai
hak – hak istimewa. Semua itu dipandang kurang adil oleh di sidharta budha
gautama, seorang putra raja sudhodana dari kerajaan kapilawastu. Kemudian
ajarannya berkembang menjadi agama budha. Dalam agama budha tidak mengenal
adanya pembagian kasta
Kitab suci agama budha adalah
tripitaka. Kitab ini terdiri atas tiga bagian yaitu
-
Winayapitaka, berisi peraturan tentang hukum agama budha
-
Sutratapitaka, berisi wejangan – wejangan sang budha
-
Abhidarmapitaka, berisi keterangan dan penjelasan soal – soal keagamaan.
Dalam perkembangannya, agama budha
pecah menjadi dua aliran :
-
Budha mahayana (kendaraan besar), manusia dapat mencapai surga dengan perantara
bodhisatwa
-
Budha hinayana (kendaraan kecil), usaha mencapai surga hanya dapat dilakukan
oleh manusia secara perseorangan.
B. Proses perkembangan agama Hindu
-Budha di Indonesia
Agama dan budaya Hindu –
Budha yang masuk ke Indonesia merupakan akibat dari adanya hubungan
perdagangan antara Indonesia dengan India dan Cina. Melalui hubungan
perdagangan itulah agama Hindu – Budha masuk dan tersebar di
Indonesia yang akhirnya mempengaruhi tata kehidupan masyarakat Indonesia dalam
berbagai bidang.
Ada beberapa teori yang menjelaskan
masuknya pengaruh Hindu – budha di Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Teri Brahmana (van leur)
Teori ini berpendapat bahwa golongan
brahmana yang diundang ke Indonesia untuk mengukuhkan kedudukan raja, berperan
dalam membawa masuk budaya India ke Indonesia
2. Teori Ksatria (Majumdar)
Teori ini berpendapat bahwa agama
Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para ksatria. Mereka ini adalah para
ksatria yang kalah atau jenuh dalam berperang di India lalu migrasi ke negara
lain termasuk Indonesia untuk menyebarkan agama Hindu.
3. Teori Waisa (M.J Krom)
Teori ini berpendapat bahwa agama
Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh waisya. Mereka ini terdiri atas
para pedagang yang mengunjungi satu tempat lain termasuk Indonesia
4. Teori Arus Balik (George
Coedes dan Bosch)
Teori ini berpendapat bahwa agama
Hindu di Indonesia dibawa oleh orang – orang Indonesia sendiri yang
belajar agama Hindu – Buhda di India
Dari beberapa teori tersebut yang
paling kuat dan banyak pendukungnya adalah teori brahmana dengan alasan :
- Golongan brahmana yang berhak
dan mampu menyiarkan agama Hindu
- Prasasti di Indonesia yang
pertama berbahasa sansekerta dan hanya kaum brahmanalah yang mengerti dan
menguasai bahasa sansekerta.
Pengaruh Hindu yang mula –
mula diketahui pertama kali ada di kutai berkembang pesat di pulau jawa. Hal
ini ditandai dengan munculnya kerajaan – kerajaan yang bercorak Hindu, seperti
tarumanegara, mataram kuno, kediri, singosari dan majapahit serta kerajaan
pajajaran dan balambangan.
C. Kerajaan bercorak Hindu
-Budha di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
Kutai merupakan kerajaan Hindu
yang tertua di Indonesia terletak di tepi sungai mahakam Kalimantan timur.
Berdiri sekitar tahun 400 – 500 M. Pendiri kerajaan kutai adalah kudungga,
kemudian digantikan putranya yang bernama asmawarman, disebut sebagai wamsakarta
artinya pembentuk keluarga. Kerajaan kutai mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan raja mulawarman yang merupakan putra aswawarman. Raja mulawarman
telah berkorban 1000 ekor lembu untuk memuja syiwa di waprakeswara.Bukti yang
mendukung adanya kerajaan Kutai adalah diketemukannya tujuh buah yupa (tugu
batu tulis untuk peringatan upacara korban)
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara berdiri
diperkirakan pada abad ke-5 masehi. Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa
barat sekitar bogor dengan raja yang terkenal Purnawarman,
Berita mengenai kerajaan
tarumenagara dapat diketahui dari dua sumber yaitu :
- Berita dari cina yang ditulis
oleh Fa hien
Pemerintah dinasati tang dan sung
menyebutkan sebuah kerajaan To-Lo-Mo. Kerajaan itu beberapa kali mengirimkan
utusan ke Cina. Kerajaan yang dimaksud To Lo Mo adalah Taruman.
2. Sumber dalam negeri berupa
prasasti
Ada 7 buah prasasti yang berasal
dari tarumanegara.
1)
Prasasti Ciaruteun. Prasasti itu ditulis pada sebuah batu besar disertai cap
sepasang telapak kaki. Sepasang telapak kaki tersebut diterjemahkan bekas kaki
seperti kaki dewa wisnu, diketahui nama raja tarumanegara adalah purnawarman.
2)
Prasasti Kebon kopi. Dalam prasasti ini terdapat gambar dua telapak kaki gajah
yang disamakan dengan telapak gajah tirawata (gajah kendaraan dewa wisnu).
3)
Prasasti Jambu. Prasasti Jambu berisi sanjungan, kebesaran, kegagahan, dan
keberanian raja purnawarman.
4)
Prasasti tugu. Prasasti ini merupakan prasasti yang terpanjang dan terpenting.
Isinya tentang penggalian sebuah saluran sepanjang 6.112 tombak (+ 11
km) yang bernama gomati. Penggalian ini selesai dalam waktu 21 hari. Setelah
selesai dilakukan selamatan. Saat itu raja memberikan hadiah 1000 ekor sapi
kepada para brahmana. Disamping itu prasasti tugu menyebutkan pula penggalian
sampai candrabaga.
5)
Prasasti pasir awi , ditulis dengan huruf ikal dan belum dapat dibaca
6)
Prasasti lebak. Isi prasasti lebak adalah memuji kebesaran dan keagunagan raja
purnawarman.
7)
Prasasti muara cianten, ditulis dengan huruf ikal dan belum dapat dibaca
3. Kerajaan Mataram lama
Kerajaan ini terletak di jawa
tengah, yang beribukota di Medang Kamulan. Dengan raja yang pertama kali
memerintah adalah raja sanjaya, penganut hindu. Sumber sejarah untuk mengetahui
keberadaan kerajaan mataram lama dari beberapa prasasti, antara lain prasasti
canggal, prasasti belitung, prasasti kelurak, dan prasasti tengah. Pendiri
kerajaan mataram adalah sanjaya, tertulis dalam prasasti canggal. Sedangkan
pada prasasti belitung dicantumkan raja – raja mataram dari dinasti sanjaya.
Setelah sanjaya wafat, digantikan oleh putranya yang berrnama panangkaran. Pada
masa panangkaran, agama budha mulai masuk ke jawa tengah, sehingga keturunan
syeilendra ada yang memeluk agama budha.
Kerajaan mataram pecah menjadi 2
dinasti, setelah meninggalnya panangkaran, yaitu :
- Dinasti sanjaya, beragama
Hindu dan berkuasa di Jawa tengah bagian utara (mereka membangun
candi – candi hindu, antara lain di kompleks candi dieng)
- Dinasti syeilendra beragama
Budha dan berkuasa di Jawa tengah bagian selatan. (mereka
membangun candi budha antara lain, candi pawon, mendut, kalasan, sari,
borobudur.borobudur di bangun pada saat pemerintahan raja samaratungga
sekitar 850 masehi)
Kedua kerjaan dapat dipersatukan
kembali melalui perkawinan antara rakaipikatan (sanjaya) dengan pramudhawardani
(syilendra). Pada masa pemerintahan rakai pikatan terjadi pertempuran dengan
baluputradewa saudara pramudhawardani. Balaputradewa kalah dan menyingkir ke
sumatra (Sriwijaya)
Pengganti rakaipikatan adalah
balitung mampu mempersatukan kembali kerajaan yang hampir terpecah belah.
Pengganti balitung adalah daksa, kemudian digantikan oleh tulodhong. Pengganti
tulodhong adalah wawa. Sepeninggalnya wawa, mpu sindok memindahkan kerajaan
mataram lama ke Jawa timur karena keadaan jawa tengah tidak menguntungkan lagi,
misalnya adanya bencana alam. Kerajaan baru ini tidak lagi disebut mataram,
melainkan MEDANG.
4. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar
abad ke-7 M dengan pusat pemerintahannya yang terletak di tepi sungai musi atau
palembang.
Sumber sejarah tentang kerajaan
Sriwijaya diketahui dari :
1) Prasasti
kedukan bukti tahun 683 M. Isi prasasti menyatakan bahwa Dapunta Hyang
mengadakan perjalanan suci (sindhayarta) dengan perahu dan membawa 2.000 orang.
Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan beberapa daerah, antara lain
daerah minangatamwan yang diduga daerah binangan yanga da di jambi sekarang
2)
Prasasti talang tuo tahun 684 M. Isinya menyebutkan tentang pembuatan taman
sriksetra atas perintah raja dapunta hyang yang tujuannya untuk kemakmuran
semua makhluk
3)
Prasasti telaga batu. Isinya menyatakan kutukan bagi rakyat yang melakukan
kejayaan dan tidak taat pada perintah raja
4)
Prasasti kota kapur tahun 686 M. Isinya menyatakan bahwa usaha kerajaan
Sriwijaya untuk menaklukkan Jawa yang tidak setia kepada Sriwijaya
5)
Prasasti karang berahi tahun 686 M. Isinya menyatakan permintaan kepada dewa
agar menjaga kerajaan Sriwijaya dan menghukum setiap orang yang bermaksud
jahat.
6)
Prasasti palas pasemah. Isinya menyatakan bahwa Sriwijaya menundukkan lampung
sejak akhir abad ke-7 M
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaannya pada masa Raja Balaputradewa. Kerajaan Sriwijaya adalah negara
nasional pertama Indonesia, karena wilayahnya luas, meliputi berbagai kepulauan
di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat agama budha mahayana di
asia tenggara.
Sejak abad ke-11 sriwijaya mulai
mengalami kemunduran yang di sebabkan oleh :
-
diserang dari kerajaan Colamandala dari india
-
di serang kertanegara dari singasari
-
sriwijaya tidak mampu mengontrol daerah kekuasaannya. Akibatnya banyak daerah
bawahan berusaha melepaskan diri
-
di serang dari kerajaan majapahit
5. Kerajaan Kediri
Kerajaan kediri merupakan kelanjutan
dari kerajaan medang kamulan. Raja airlangga dengan dibantu empu barada membagi
kerajaan menjadi dua, yaitu :
- Kerajaan kediri atau panjalu
yang beribukota di kediri
- Kerajaan jenggala yang
beribukota di kahuripan
Pembagian kerajaan bertujuan untuk
menghindari terjadinya perang saudara. Dalam perkembangannya kerajaan kediri mengalami
kemajuan lebih pesat dari kerajaan jenggala. Raja – raja yang pernah memerintah
kediri :
a)
Jayawarsa
b)
Bameswara
c)
Jayabaya, pada masa pemerintahannya kerajaan kediri mencapai kejayaan,
kesusasteraan Hindu mengalami kemajuan. Karya sastranya antara lain :
kitab Baratayuda yang digubah oleh empu sedah dan empu panuluh. Kerajaan kediri
dan jenggala dipersatukan kembali, juga dikenal sebagai ahli ramal. Ramalannya
dikumpulkan dalam sebuah kitab dengan nama jongko joyoboyo.
d) Sarwewara
e)
Aryeswara
f)
Kameswara
g)
Kertajaya, merupakan raja terakhir kediri. Dalam memerintah tidak bijaksana
menyebabkan kerajaan kediri mengalami kemunduran ditambah lagi adanya
pertentangan melawan kaum brahmana. Kaum brahmana minta perlindungan ken arok,
dimanfaatkan ken arok untuk melawan kertajaya. Dalam pertempuran di ganter,
kertajaya meninggal dan berakhirlah kerajaan kediri.
6. Kerjaan Singasari
Kerajaan singasari didirikan oleh
ken arok sekaligus pembentuk dinasti rajasa. Sebagai raja yang berpengaruh
berusaha mempertahankan kerajaan singasari atas keturunannya sendiri. Tohjoyo
direncanakan sebagai penggantinya. Anusapati putra tunggulametung kecewa,
kemudian membunuh ken arok. Setelah tohjoyo mengetahui ayahnya dibunuh, anusopati
dibunuh pada tahun 1248.
Tohjoyo dibunuh ranggawuni (putra
anusapati) yang bergelar wisnuwardhana. Pertikaian terhenti setelah
wisnuwardhana dibantu mahesa campaka (saudara seayah dengan tohjoyo dan seibu
dengan anusopati). Wisnuwardhana digantikan putranya kertanegara, merupakan
raja yang termasyur di singasari. Kertanegera memiliki kharisma yang besar
dalam mempersatukan nusantara dan memperkuat kerajaan dalam menghadapi serangan
kerajaan mongol yang dikuasai khubilai khan.
Akhir pemerintahan kertanegara
ditandai dengan adanya serangan jayakatwang adipati kediri dibantu ardaraja
(anak jayakatwang) juga menantu kertangera. Dalam pertempuran inilah kertangera
gugur, sehingga runtuhlah kerajaan singasari pada tahun 1292.
7. Kerajaan Majapahit
Majapahit merupakan puncak keemasan
kerajaan – kerajaan yang bercorak hindu-budha di indonesia dan juga dikenal
sebagai negara nasional kedua.
Kerajaan majapahit didirikan oleh
raden wijaya tahun 1293 dengan bantuan Arya Wiraraja. Majapahit mencapai puncak
kejayaannya pada masa Raja Hayam wuruk (1350 – 1389). Pada masa ini Majapahit
mencapai puncak kejayaan Sumpah palapa gajah Mada benar – benar terwujud,
wilayahnya sampai diluar Nusantara. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai Negara
Nasional Indonesia II. Negara- negara sahabat Majapahit dikenal dengan
Mitreka Satata.
Hasil- hasil karya sastra yang
terkenal antara lain :
- Kitab Negarakertagama yang
disusun empu prapanca
- Kitab sutasoma arjunawiwaha
disusun empu tantular
Hasil – hasil bangunan yang terkenal
antara lain :
- Candi panataran
- Candi tikus
Kemunduran keajaan Majapahit, antara
lain dikarenakan tidak adanya pemimpin yang cakap setelah Hayam wuruk dan Gajah
Mada. Selain itu berkobarnya perang paragreg dan berkembangnya agama islam.
Perang paragreg adalah perang saudara antara Wikramawardhana (menantu hayam
wuruk) dan Bhre Wirabumi (putra hayam wuruk dari selir) sebenarnya telah
diberikan kekuasaan di wilayah timur.
D. Peninggalan sejarah
bercorak Hindu -Budha
Perkembangan budaya yang bercorak
Hindu -Budha di Indonesia juga terlihat pada perkembangan bentuk seni
budayanya. Berikut ini diuraikan beberapa peninggalan sejarah bercorak
Hindu -budah :
1. Arsitektur (seni
bangunan)
Candi , Stupa, Arca ,Keraton
Petirtaan,Gapura,Pertapaan
Peninggalan candi yang bercorak
Hindu (Prambanan, Gebang, Sambisari, Gopolo, Ijo)
Peninggalan candi yang bercorak
budha (Plaosan, Sewu, Bubrah, Lumbung, Sari, Banyunibo, Sojiwan, Kalasan,
Borobudur, Mendut, Pawon)
2. Agama (Hindu dan Budha)
3. Prasasti
4. Kesusastraan
Kitab Ramayana dan Mahabarata memacu
para pujangga di Nusantara menghasilkan karya – karya sastra yang sesuai dengan
tradisi dan budaya masayrakat.
Karya – karya sastra yang muncul
pada masa kerajaan Hindu -Budha :
- Arjunawiwaha, karya empu kanwa
- Sutosoma, karya empu tantular
- Negarakertagama, karya empu
prapanca
- Pararato, berisi riwayat raja –
raja Singasari dan Majapahit
- Sorandaka, berisi tentang
pemberontakan yang dilakukan oleh Lembu Sora
- Panjawijayakrama, berisi
riwayat Raden Wijaya hingga menjadi Raja.
Komentar
Posting Komentar